Gagasan.

Kunjungan Kerja ke Polandia

POSTED : 14 August 2016 | CATEGORY : Media

Pada 9-12 Agustus, Komisi I DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Polandia untuk melihat lebih dekat hubungan antara Indonesia dan Polandia sekaligus mencari jalan untuk mengembangkan hubungan itu.

Pada 2016, hubungan diplomatik Indonesia dan Polandia memasuki usia 61 tahun. Polandia adalah negara dengan ekonomi terbesar nomor 8 di Uni Eropa, dan menjadi satu-satunya negara Uni Eropa yang tidak mengalami penurunan PDB dalam beberapa tahun terakhir.

Nilai Perdagangan RI-Polandia pada 2014 sebesar 900 juta USD, di mana US$ 650 juta adalah nilai ekspor Indonesia ke Polandia.

Tim Komisi I bertemu dengan sejumlah pihak seperti televisi publik Polandia (TVP), produsen senjata PGZ, dan Kedutaan Besar RI di Warsawa.

Melalui dialog dengan direksi TVP, Komisi I belajar banyak tentang regulasi dan pengelolaan televisi publik, sesuatu yang sangat penting dalam pembahasan RUU Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI) dan pengelolaan TVRI masa kini.

Rombongan mendapat pemaparan dari direksi TVP, tentang regulasi dan manajemen televisi publik.

Rombongan mendapat pemaparan dari direksi TVP, tentang regulasi dan manajemen televisi publik.

TVP atau Telewizja Polska, yang berarti Polish Television, adalah televisi publik dengan 13 kanal nasional dan 16 regional kanal, yang menjadikannya jaringan televisi terbesar di Polandia. Satu pertiga pendapatan TVP berasal dari iuran/lisensi yang dibayarkan penonton, sementara sisanya berasal dari iklan dan sponsor.

TVP2

Pertemuan berikutnya adalah dengan PGZ atau Polska Grupa Zbrojeniowa atau Polish Armaments Group. Ini merupakan sebuah perusahaan induk yang dibentuk Pemerintah untuk menyatukan perusahaan-perusahaan industri pertahanan yang dimiliki Polandia. Sebagai sebuah BUMN, PGZ melakukan banyak inovasi dalam memproduksi senjata, yang membuatnya salah satu pemain penting dalam industri senjata di Eropa.

Industri pertahanan Polandia harus mengubah arah dan strategi mereka saat Soviet runtuh dan Polandia bergabung dengan NATO pada 1997. Dunia pasca Perang Dingin membawa banyak tantangan sekaligus peluang, dan ini bisa dimanfaatkan secara baik oleh PGZ. Salah satu andalan PGZ saat ini adalah helikopter tanpa awak, yang merupakan gabungan antara inovasi unmanned system dan pengalaman panjang industri Polandia membuat helikopter.

Dalam Uni Eropa, Poland adalah eksportir senjata terbesar nomor 18. Senjata yang diekspor sangat beragam, mulai dari tank, kendaraan tempur, helikopter, artileri, kapal perang, hingga senapan. Di zaman Soviet, Polandia adalah produsen senjata andalan untuk Soviet.

PGZ3

Irine Yusiana bersama salah satu direktur PGZ.

Irine Yusiana bersama salah satu direktur PGZ.

PGZ2

 

Pertemuan berikutnya bersama jajaran Kedutaan Besar RI di Warsawa, yang dipimpin oleh Duta Besar Peter F. Gontha. Dalam pertemuan ini, Peter F. Gontha menceritakan berbagai terobosan yang ia lakukan untuk mengembangkan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat Polandia, melalui kegiatan di Polandia maupun di tanah air.

kedubes

Peter F Gontha mengatakan hampir semua industri di Polandia memakai teknologi tinggi, sehingga bisa terjadi transfer of knowledge jika terjalin kerjasama.

Pada akhir September 2015, Peter mengajak 18 pengusaha dari 11 perusahaan papan atas Polandia ke Indonesia dalam rangka mengenalkan potensi kedua negara. Para pengusaha Polandia bertemu dengan sejumlah menteri dan pengusaha Indonesia di Jakarta. Peter menjelaskan bahwa banyak produk mereka harganya jauh di bawah perusahaan-perusahaan Amerika tapi dengan kualitas yang terstandarisasi Uni Eropa dan NATO

Peter mengatakan industri Polandia bisa mengisi kebutuhan Indonesia. Misalnya, Polandia memasok infrastruktur untuk perusahaan energi asal Prancis yang terkemuka, Alstom, salah satunya turbin. Polandia juga memiliki produk susu sapi yang lebih murah namun kualitasnya tidak kalah dengan produk serupa dari Australia atau Amerika.

Polandia saat ini melihat Indonesia menjadi pintu gerbang masuk ke ASEAN. Sementara itu, Indonesia juga semestinya melihat Polandia sebagai pintu gerbang masuk ke Uni Eropa.